Minggu, 16 Februari 2014

Contoh opini lingkungan sekolah belajar terbaru lengkap

Contoh opini lingkungan sekolah belajar terbaru lengkap - Bagi anda yang saat ini tengah mengerjakan tugas yang diberikan kepada anda dari sekolah maupun perguruan tinggi anda, kali ini saya telah membuat sebuah postingan artikel tentang Contoh opini lingkungan sekolah belajar terbaru lengkap yang dapat anda baca dibawah ini :



Contoh opini lingkungan sekolah belajar

BELAJAR tanpa sekolah. Kalimat yang diucapkan oleh teman saya ini membuat saya harus berpikir apa maksud dari kalimat tersebut. Hal yang membuat saya harus berpikir adalah apa yang akan didapat dari hasil belajar tanpa sekolah tersebut?
Kita menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) kita masih rendah, dan pastinya kita masih menaruh harapan dan mempunyai sifat optimis bahwa kita bisa meningkatkan SDM tersebut.  Rendahnya SDM kita tidak terlepas dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Rendahnya kualitas SDM kita dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebagai contoh, pada usia sekolah banyak anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Penyebabnya tidak lain lagi adalah faktor ekonomi keluarga.
Pendidikan sejatinya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan manusia yang dapat mengembangkan segala potensinya dalam segi keagamaan, kecerdasan, kepribadian serta kehidupan sosialnya.
Berbicara tentang pendidikan, kita semua sudah mengetahui betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan untuk memilih dan membina hidup yang lebih baik lagi.
Lalu bagaimana dengan anak usia sekolah yang terhambat pendidikannya yang disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga mereka?
Terdapat sebuah alternatif yang sedang digencarkan akhir-akhir ini meskipun sebenarnya sejak dulu ia telah lahir. Pendidikan non-formal atau yang sekarang biasa disebut pendidikan luar sekolah (PLS) menjadi salah satu pilar yang tidak mungkin terabaikan untuk menjawab permasalahan di atas.
Pendidikan luar sekolah sama pentingnya dengan pendidikan sekolah atau pendidikan formal. Pendidikan ini tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah saja, melainkan juga di lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga. Pendidikan tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi berlangsung sepanjang hayat (long life education), di mana manusia mulai belajar dari ia lahir sampai ke liang lahat.
Pendidikan selain terjadi atas bantuan orang juga bisa terjadi oleh usaha sendiri karena manusia secara sadar atau tidak selalu melakukan kegiatan belajar di sepanjang hayatnya. Pada saat melakukan kegiatan belajar, seseorang sebenarnya tengah mendidik diri sendiri. Mendidik berarti mengembangkan potensi manusia baik orang lain maupun diri sendiri, sedangkan belajar berarti upaya mengembangkan potensi diri sendiri.
Dalam segi pengembangan potensi manusia, kegiatan pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Pendidikan merupakan satu-satunya bidang yang menangani pengembangan potensi manusia. Dan yang bertugas mengembangkan potensi manusia di luar jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan luar sekolah (PLS).
Pendidikan luar sekolah menggunakan pembelajaran bermakna, artinya lebih berorientasi dengan pasar, dan hasil pembelajaran dapat langsung dirasakan manfaatnya, baik oleh masyarakat maupun peserta didik itu sendiri.
Pendidikan luar sekolah diharapkan dapat merangkul kaum-kaum lapisan menengah ke bawah yang selama ini hampir tidak pernah dipandang dengan kedua bola mata agar dapat mengembangkan potensinya, menjadikan mereka sebagai pencipta lapangan kerja bukan sebagai pengemis lowongan kerja. Dari latarbelakang orang-orang pinggiran inilah muncul sebuah konsep belajar tanpa sekolah.

Kritik Rekonstruksi
Belajar tanpa sekolah dapat dipandang sebagai sebuah kritik terhadap rekonstruksi pembelajaran. Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, maka pendidikan diidentikkan dengan sekolah formal. Dengan kata lain, pendidikan adalah pengajaran yang hanya diselenggarakan di sekolah sebagai tempat mendidik atau mengajar. Jadi, pandangan sempit inilah yang membatasi proses pendidikan berdasarkan waktu atau masa pendidikan, lingkungan pendidikan maupun bentuk pendidikan. Sekolah juga dipandang hanya bisa dinikmati oleh kaum ekonomi mapan sedangkan kaum melarat terus meratap dengan segudang bebannya.
Belajar tanpa sekolah, tentunya tidak dapat dilihat sebagai pesimisme terhadap dunia pendidikan, tetapi harus dipandang sebagai “kritik”. Artinya, semua orang harus dapat mengenyam pendidikan dan dapat mengembangkan potensinya. Pendidikan haruslah menjadi semua lapisan masyarakat tanpa adanya batas-batas, baik kelas maupun ras.
Belajar tanpa sekolah ini merupakan kesatuan kegiatan yang diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat lapisan menengah ke bawah tanpa harus memikirkan berapa biaya pendidikannya. Kegiatan ini dirancang agar masyarakat mempunyai jenis keterampilan, pengetahuan, serta pengalaman yang tidak diajarkan dalam pendidikan sekolah. Salah satu kegiatan yang ditawarkan dalam konsep belajar tanpa sekolah ini adalah pendidikan keterampilan/kecakapan hidup dan pendidikan keluarga.
Pendidikan keterampilan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai, moral, norma sosial, dan pandangan cara hidup untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat.
Pendidikan kecakapan hidup memberikan manfaat pribadi peserta didik dan manfaat sosial bagi masyarakat. Bagi peserta didik, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kualitas berpikir, kualitas kalbu, dan kualitas fisik. peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan pilihan menuju hidup yang lebih baik. Bagi masyarakat, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kehidupan yang maju dan madani.
Jika banyak yang bertanya tentang hasil yang akan didapat dari kegiatan belajar tanpa sekolah, maka pendidikan luar sekolah akan menjawab hasilnya nanti adalah terwujudnya teanga-tenaga terampil yang mumpuni atau mampu mengembangkan keterampilannya pada masyarakat yang lebih luas lagi. Beriringan dengan itu, mereka akan mampu menciptakan berbagai lapangan kerja sehingga dapat mengurangi angka pengemis lowongan kerja di Tanah Air.
Apakah ada jaminan masa depan yang lebih baik dari pendidikan sekolah? Pengertian pendidikan tentu lebih radikal ketimbang sekadar mengejar target kecerdasan formal. Pendidikan luar sekolah tidak sekadar menciptakan masyarakat menjadi cerdas dan terampil, melainkan juga memberi kesempatan, dorongan dan motivasi untuk berani mengambil sikap. Dengan demikian, masyarakat  benar-benar mandiri, baik dalam hal berpikir maupun bertindak.
Pendidikan luar sekolah bukan saja menjadi alternative secara ekonomis, melainkan mampu mendobrak kebekuan sistem pendidikan konvensional. Pendidikan ini juga menjanjikan suatu kesadaran tentang teori dan praktek. Pendidikan luar sekolah adalah alternatif yang lebih menjanjikan bagi masa depan pemikiran masyarakat.
Ilmu adalah hal penting tetapi untuk mendapatkannya tidak harus dengan duduk di bangku sekolah. Hampir setiap sisi kehidupan kita terdapat berbagai ilmu yang dapat kita pelajari karena ilmu bersifat tak terhingga dan tak terbatas.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar